Pages

Sabtu, 19 Maret 2011

TUGAS 4 PEREKONOMIAN INDONESIA

>> PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL

Pendapatan nasional atau national income dan biasanya istilah itu dimaksudkan untuk menyatakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu Negara. Dengan demikian dalam konsep tersebut istilah pendapatan nasional adalah mewakili arti Produk Domestic Bruto atau Produk Nasional Bruto. Pengertian lain dari Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh factor-faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dalam satu tahun tertentu. Dalam system perhitungan pendapatan nasional, jumlah pendapatan itu dinamakan Produk Nasional Neto pada harga factor atau secara ringkas : pendapatan nasional.
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

a. Metode Produksi

Perhitungan pendapatan nasional dengan metode produksi, hasilnya dikenal dengan nama Produksi Dometik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP).
Untuk dapat menghitung pendapatan nasional dengan metode ini, yang dihitung adalah nilai barang dan jasa akhir dari kegiatan produksi, sedangkan barang dan jasa yang tidak dibeli oleh konsumen tidak dihitung. Dalam perhitungan pendapatan nasional, dikenal nilai tambah (value added approach) yang dihitung dengan cara menjumlahkan selisih nilai produksi dan penjualan antartahap preoduksi hingga menjadi barang jadi atau akhir.
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]

b. Metode Pendapatan
Pendapatan nasional adalah jumlah seluruh pendapatan yang diterima rumah tangga konsumen sebagai balas jasa karena telah menyediakan factor produksi selama satu tahun dan dinyatakan dalam satuan mata uang.

Y = r + w + i + p
Keterangan :
Y : Pendapatan Nasional
R : Jumlah sewa tanah yang diterima pemilik
W : Jumlah upah atau gaji yang diterima pemilik modal
I : Jumlah bunga yang diterima buruh
P : Jumlah laba yang diterima pengusaha

c. Metode Pengeluaran
Dalam metode ini, cara yang dilakukan adalah menjumlahkan seluruh pengeluaran dari berbagai pembelian dalam masyarakat. Yang perlu diperhatikan adalah pengeluaran yang dihitung bukanlah nilai dari setiap transaksi barang jadi, dengan maksud menghindari perhitungan ganda.
Pengeluaran yang dimaksud berasal dari empat (4) sektor, yaitu sebagai berikut :
a. Sektor rumah tanggan ( C )
b. Sektor produsen atau pengusaha ( I )
c. Sektor rumah tangga pemerintah ( G )
d. Sektor luar negeri atau ekspor bersih ( X-M )

Y = C + I + G + (X – M)

>> DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN

Dari hasil Pelita III sampai dengan Pelita V diketahui pertumbuhan ekonomi rata-rata 7% - 8%, membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan penduduk yang tinggi. Dan Indonesia menjadi salah satu negara yang mendapat julukan “Macan Asia”.
Namun ternyata semua pertumbuhan ekonomi dan pendapatan tersebut ternyata tidak memberikan dampak yang cukup berati pada usaha pengentasan kemiskinan. Indonesia adalah sebuah negara yang penuh paradoks. Negara ini subur dan kekayaan alamnya melimpah, namun sebagian cukup besar rakyat tergolong miskin. Pada puncak krisis ekonomi tahun 1998-1999 penduduk miskin Indonesia mencapai sekitar 24% dari jumlah penduduk atau hampir 40 juta orang. Tahun 2002 angka tersebut sudah turun menjadi 18% dan pada menjadi 14% pada tahun 2004. Situasi terbaik terjadi antara tahun 1987-1996 ketika angka rata-rata kemiskinan berada dibawah 20%, dan yang paling baik adalah pada tahun 1996 ketika angka kemiskinan hanya mencapai 11,3%.
Krisis yang terjadi secara mendadak dan diluar perkiraan pada akhir dekade 1990-an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. Bagi kebanyakan orang, dampak dari krisis yang terparah dan langsung dirasakan, diakibatkan oleh inflasi. Antara tahun 1997 dan 1998 inflasi meningkat sebesar 6% menjadi 68%, sementara upah rill turun menjadi hanya sekitar sepertiga dari nilai sebelumnya. Akibatnya, kemiskinan meningkat tajam. Antara tahun 1996 dan 1999 proporsi orang yang hidup dibawah garis kemiskinan bertambah dari 18% menjadi 24% dari jumlah penduduk. Pada sat yang sama, kondisi kemiskinan menjadi semakin parah, karena pendapatan kaum miskin secara keseluruhan menurun jauh dibawah garis kemiskinan.
Faktor penyebab kemiskinan, faktor yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perubahan kemiskinan. Sebagai contoh sering dikatakan bahwa salah satu penyebab kemiskinan adalah tingkat pendidikan yang rendah. Seseorang dengan tingkat pendidikan hanya SD, misalnya sangat sulit mendapatkan pekerjaan terutama dalam sektor modern , (formal) dengan pendapatan yang baik. Berarti penyebab kemiskinan bukan hanya pendidikan yang rendah, tetapi tingkat gaji/upah yang berbeda.
Kalau diuraikan satu persatu, jumlah faktor yang dapat dipengaruhi, langsung maupun tidak langsung, tingkat kemiskinan cukup banyak, mulai dari tingkat dan laju pertumbuhan output (atau produktifitas), tingkat upah neto, distribusi pendapatan, kesempatan kerja, jenis pekerjaan yang tersedia, inflasi, pajak dan subsidi, investasi, alokasi serta kualitas sumber daya alam, penggunaan teknologi, tingkat dan jenis pendidikan, kondisi fisik dan alam disuatu wilayah, etos kerja dan motivasi pekerja, kultur/budaya atau tradisi, hingga politik, bencana alam, dan peperangan. Kalau diamati, sebagian besar faktor tersebut juga saling mempengaruhi satu sama lain. Misalnya dari pekerja yang bersangkutan sehingga produktivitasnya menurun. Produktifitas menurun selanjutnya dapat mengakibatkan tingkat upah netonya berkurang, dan seterusnya. Jadi, dalam kasus ini, tidak mudah untukmemastikan apakah karena pajak naik atau produktifitasnya yang turun membuat pekerja tersebut menjadi miskin karena upah netonya menjadi rendah.

>> DASAR-DASAR PERHITUNGAN PERKIRAAN PENDAPATAN NEGARA


1. PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan

2. PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)
PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu Negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang berada di luar negeri.
Rumus
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri

3. NNP (Net National Product)
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.
Rumus :
NNP = GNP – Penyusutan

4. NNI (Net National Income)
NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh masyarakat setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)
Rumus :
NNI = NNP – Pajak tidak langsung

5. PI (Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah dengan transfer payment.
Rumus :
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan )

6. DI (Disposible Income)
DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.
Rumus :
DI = PI – Pajak langsung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar